AHQNews - Pernahkah engkau merasa hidup ini berjalan, tapi seperti tak hadir di dalamnya? Ingatannya utuh, tapi batinnya kosong. Jiwanya ingin tenang, namun pikirannya dipenuhi luka lama yang tak kunjung reda.

Padahal, ia sudah mencoba berdzikir, berdoa, bahkan menangis. Tapi, mengapa masih merasa terpenjara oleh perasaan dan kenangan?

Ketua AHQ (Asmaul Husna Quotient) Center Indonesia, Firman Prabutomo menyebutkan, dzikir sebagai jalan pembebasan batin. Banyak yang hidup dalam tubuh bebas, tapi jiwanya terpenjara. Hanya dzikir yang bisa membukakan gerbangnya.

“Jiwa manusia seperti ladang. Ada yang subur, ada yang kering, ada pula yang tertimbun batu-batu luka lama. Tidak semua yang terlihat hijau di luar, damai di dalam,” ujar Firman.

Hal itu dipertegas Founder AHQ Center Indonesia, Gus Salam YS. Ia mengikustrasikan, banyak orang tersenyum, tapi hatinya digerogoti rasa takut, kecewa, dan kelelahan tak bernama.

“Inilah penjara batin yang tak terlihat. Dan, dzikir adalah benih cahaya yang membongkar tanah keras dalam diri, lalu menyuburkannya kembali,” ucapnya.

“Ketika seseorang menyebut Ya Fattah, ia sedang membuka pintu yang selama ini tertutup dalam pikirannya. Saat ia melafazkan Ya Salam, ia sedang menanam kedamaian di antara reruntuhan kecemasan.Dan, ketika ia mengulang Ya Latif di malam yang sunyi, maka yang tumbuh bukan hanya ketenangan, tapi juga kelembutan jiwa yang mulai percaya lagi pada kehidupan,” papar Gus Salam YS.

Di sinilah, lanjut Gus Salam, rahasia dzikir hippocampus mulai berbicara. Dalam dunia ilmu otak, ada satu bagian kecil namun sangat penting yang bernama hippocampus. Letaknya tersembunyi di tengah otak, namun ia adalah penjaga memori, emosi, dan arah kesadaran.

“Saat engkau mengingat seseorang yang kau cintai, merasa takut oleh trauma lama, atau belajar sesuatu yang baru, semua itu bersentuhan langsung dengan hippocampus. Namun seperti taman yang lama tak dirawat, hippocampus bisa rusak oleh stres, luka batin, dan pikiran negatif. Ia tak hanya menyimpan ingatan, tetapi juga menyimpan luka. Dan, ketika luka itu tak disembuhkan, hidup terasa berat meski tampak biasa di luar,” jelasnya lagi.

Karena itu, imbuhnya, dzikir hippocampus hadir bukan sekadar sebagai ritual, tapi sebagai metode penyembuhan neurologis dan ruhani. Ini adalah cara berdzikir yang bukan hanya menggetarkan lidah, tetapi juga menyentuh saraf-saraf terdalam, membersihkan memori lama, dan mengaktifkan lagi Cahaya Allah dalam otak.

Inilah dzikir yang menyembuhkan. inilah dzikir yang bukan hanya menyentuh hati, tapi mengubah jaringan otak dan cara berpikir. Inilah dzikir yang bisa kita sebut sebagai Taubah Neurologis, saat otak bersujud dan kembali ke jalan cahaya.

AHQ Center Indonesia menggelar lagi acara Dzikir Hippocampus. Kali ini, acara yang berisi dzikir, shalawatan, dan kajian bersama Gus Salam YS dihelat di Hotel Loman Park Gejayan Yogyakarta, Minggu (24/8/2025) mulai pukul 07.30 WIB.

“Acara ini digelar secara gratis untuk masyarakat umum. Peserta cukup mendaftar melalui link form ini https://forms.gle/qYMxL7agYNaVhSFz5. Bisa juga menghubungi panitia dari AHQ Center Indonesia, Kang Bedjo (0812 2796 7168), Eva Novitasari (0821 3875 6602), Nursin (0811 2588 258),” ujar Tri Harso Wibowo, Koordinator Dzikir Hippocampus dan Shalawat. (AHQ)