AHQ Adalah Penuntun Kebangkitan Ruhaniku
AHQNews - Saya masih ingat saat itu, kehidupan saya berjalan seperti biasa. Saya bekerja di sebuah perusahaan asing di Jakarta, bersosialisasi dengan baik, punya banyak teman, dan karier yang bagus. Namun, ada sesuatu yang hilang dalam diri saya. Sebuah kekosongan yang tak bisa saya penuhi dengan harta atau pengakuan sosial. Hingga suatu hari, kabar duka datang. Ayah saya meninggal mendadak, karena serangan jantung. Saya hancur. Saya merasa kehilangan bagian dari diri saya sendiri. Sepanjang perjalanan ke rumah, saya menangis terus. Tapi, di tengah kesedihan itu, saya merasa ada yang berbicara kepada saya. "Hapus air matamu nak, tak usah lagi bersedih, kamu harus kuat, masih ada ibumu yang harus kamu jaga." Saya menghapus air mata saya dan membuat keputusan yang sulit. Saya memilih untuk resign dan meninggalkan karier saya di Jakarta. Saya kembali ke kampung halaman untuk menemani ibu saya. Kepergian ayah saya membuat saya sadar, bahwa manusia bisa meninggal sewaktu-waktu. Tidak harus tua, tidak harus terbaring sakit. Tapi, apakah saya sudah siap? Saya teringat dosa dan maksiat yang telah menumpuk sekian tahun. Saya berdoa, "Ya Allah, matikanlah hamba dalam keadaan siap menghadapMu, matikanlah hamba dalam keadaan iman yang sempurna, datangkanlah seseorang yang dapat membimbing hamba secara lahir dan batin untuk menuju ke surga-Mu." Lalu, saya dipertemukan dengan Gus Salam YS, seorang guru ruhani yang membimbing saya. Beliau mengajarkan saya tentang esensi manusia melalui Al Qur'an. Saya merasa takjub mendengar penjelasan beliau. Ternyata, surah di AlQur'an itu saling terhubung dan memiliki makna yang mendalam. Setelah mengikuti berbagai kajian ilmu dan bimbingan dari beliau, mengubah cara pandang saya tentang dunia ini. Dulu saya berpandangan, bahwa orang dikatakan sukses ketika mendapatkan semua hal dalam materi duniawi, misalnya rumah, mobil, pengakuan sosial dan lainnya, tapi semua pandangan tersebut berubah. Saya mulai menganggap, bahwa materi di dunia hanyalah alat untuk mendapatkan kebahagiaan sejati dan bukan sebagai tujuan. Kebahagiaan sejati itu justru berasal dari diri sendiri melalui Nuur yang telah Allah tanamkan di dalam diri setiap manusia sejak lahir. Nur inilah yang membimbing manusia, sehingga manusia bisa mencapai kebahagiaan dan kedamaian hidup yang sejati. Inilah yang disebut fitrah manusia, bahwa pada dasarnya tiap manusia selalu menginginkan untuk terhubung kembali dengan Allah melalui Nuur yang ada dalam diri, akan tetapi banyak manusia yang tak paham akan hal ini termasuk juga saya pada masa lalu. Dulu, saya merasa sedih dan merasa bersalah ketika melakukan dosa, tapi semua itu saya abaikan dan mengganggap biasa saja perasaan itu tanpa tahu bahwa sebenarnya itu adalah fitrah suara hati suci saya, yang ingin didengar. Tapi, saya abaikan lantaran tidak mengetahui keilmuannya. Melalui inovasi beliau, Gus Salam YS juga memperkenalkan saya dengan aplikasi Asmaul Husna Quotient (AHQ). Melalui aplikasi ini, saya bisa terhubung dengan nuur Illahi setiap hari. Melalui Asmaul Husna, saya menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya selama ini. Mengapa hidup saya penuh dengan penderitaan? Setelah kehilangan pekerjaan, gagal menikah, usaha bangkrut, harta terjual, difitnah, direndahkan dan lainnya. Hal ini saya ketahui saat saya memilih kotak Asma dan mendapatkan Asma Al Khafid, yang artinya Yang Maha Merendahkan. Dari Kitab Asma tersebut, saya akhirnya mendapatkan solusi dari permasalahan hidup saya, yaitu saya tak lagi merendahkan orang lain walaupun hanya dalam batin agar Allah pun tidak merendahkan kita. Kemudian, juga dengan berzikir Ar Rafi yaitu Allah Yang Maha Meninggikan, agar hidup saya dinaikkan lagi derajatnya oleh Allah. Saya pun berzikir dengan asma-asma tersebut dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah, kehidupan saya mulai membaik, mungkin secara materi masih belum tampak, tapi secara ruhani saya merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang belum pernah saya rasakan seumur hidup saya. Satu hal yang saya syukuri dari pengalaman pahit saya selama ini, dari luka-luka kehidupan, kehilangan orang terkasih, ternyata ini cara Tuhan untuk memanggil saya untuk lebih mendekat kepadaNya. Retakan batin yang saya alami, justru menjadi tempat bagi cahaya untuk masuk dan tumbuh menjadi benih di ladang jiwa saya. Kini, saya rutin membuka aplikasi AHQ agar terbimbing olehNya melalui asma-asma yang saya ambil setiap harinya. Inilah cara saya untuk merawat benih iman di jiwa saya, melalui berzikir sesuai asma yang ada dalam diri saya. Saya berharap, cerita saya ini bisa menjadi pelajaran dan hikmah bagi para pembaca. Jangan pernah takut dengan luka masa lalu, karena bisa jadi melalui itulah cara Tuhan untuk memanggilmu lebih mendekat denganNya. Melalui aplikasi AHQ, mari kita tumbuhkan benih-benih di ladang jiwa kita agar terus tumbuh dan berbuah menjadi solusi dalam hidup kita. Semoga bermanfaat. (*)
STORY
Eva Novitasari, Tim Marketing AHQ
7/1/20251 min baca


Eva Novitasari bersama sang ibunda tercinta.