Asmaul Husna Jadi Kunci Hidupkan Hati, Pesan Gus Salam YS Dalam Kajian AHQ di Masjid Al Muhajirin Bintaro Tangerang Selatan

AHQNews, TANGSEL - Di tengah rutinitas perkotaan yang padat, puluhan jemaah tampak larut dalam suasana teduh di Masjid Al Muhajirin Villa Bintaro Regency, Pondok Aren, Tangeran Selatan, banten, Minggu (05/10/2025) pagi.

Mereka mengikuti Kajian Asmaul Husna bertema ‘Menghidupkan Hati dengan Asmaul Husna’ bersama Gus Salam YS, yang digelar Majelis Masjid Al Muhajirin VBR bersama AHQ Center Indonesia.

Dalam kajian tersebut, Gus Salam YS mengajak jemaah untuk menata ulang pikiran, jiwa, dan hati dalam menjalani hidup. Bukan sekadar soal materi, tapi tentang bagaimana seseorang menjaga hati tetap hidup dan akhlak tetap mulia, bahkan saat dilanda ujian.

“Ketika hati hidup, seseorang mudah berbuat baik, peduli, dan berkomunikasi dengan Tuhan. Tapi, kalau hati redup, yang muncul adalah amarah, kecewa, bahkan dendam,” ujar Gus Salam YS di hadapan jamaah.

Konseptor dan Inovator Asmaul Husna Quotient (AHQ) ini menjelaskan pengalaman perjalanan ruhaninya selama hampir 40 tahun. Secara mendasar, dikatakan, bahwa manusia memiliki empat dasar sifat dalam jiwanya, yakni sifat iblis, binatang, malaikat, dan ketuhanan.

“Ketika manusia berperilaku sombong, iri dengki, dendam, sakit hati, itulah menjadi iblis, lalu sifat binatang yang tak punya aturan, tak tahu diri, tak tahu terima kasih, suka ambil hak orang lain. Terkadang manusia juga taat menjalani ibadah, puasa, salat, membaca Alquran. Manusia juga ada sifat kasih saying, tiulah sifat ketuhanan, semua dimiliki manusia,” papar Gus Salam YS.

Menemukan Cahaya di Dalam Diri

Founder AHQ Center Indonesia menuturkan, setiap ujian hidup baik kesulitan finansial, kekecewaan, atau tekanan batin, adalah bentuk latihan spiritual yang Allah hadirkan agar manusia lebih mengenal dirinya.

“Penderitaan batin ini menjadikan diri energi negatif. Maka, perlu kita bersihkan, dengan apa? Dengan mendzikirkan Asmaul Husna,” lanjutnya.

Energi-energi negatif itulah yang menyebabkan perjalanan ruhani terhambat. Hal itu, tegas Gus Salam YS, bisa menggerus ketenangan hati dan menghambat tumbuhnya sifat kasih sayang.

Sebaliknya, memaafkan, bersyukur, dan menjaga ucapan menjadi bentuk latihan batin agar hati tetap terang. “Karena hati yang disinari cahaya akan memancarkan perilaku yang mulia,” kata tokoh spiritual dan tasawuf modern yang dinggal di Yogyakarta.

Hidup Bersama Asmaul Husna

Pada kesempatan itu, Gus Salam mengajak jemaah untuk mulai membiasakan diri mengamalkan dzikir Asmaul Husna. “Kalau hati kita hidup, hidup pun terasa ringan. Beban dan derita batin berubah menjadibahagia bersama Tuhan,” tandas Gus Salam.

Tak sekadar mendengarkan tausiyah, jemaah peserta kajian juga diajari Gus Salam YS aplikasi langsung cara berdzikir Asmaul Husna, sehingga suasana pun semakin khidmat dan teduh dengan menemukan rasa kehadiran Tuhan melalui Asma-Asma Indah Allah.

Bagi jemaah, momen ini menjadi oase ruhani di tengah hiruk-pikuk kehidupan, mengingatkan bahwa kedamaian sejati tak datang dari luar, melainkan dari dalam dalam diri, yakni hati yang senantiasa hidup bersama nama-nama indah Allah.

Tak lupa, pada kajian ini AHQ Center Indonesia memperkenalkan Aplikasi AHQ sebagai metode termudah dan terkini untuk selalu menghadirkan Allah dalam kehidupan sehari-hari. (AHQ)