Awalnya Mencoba, Para Jemaah Tak Mau Ketinggalan Ikuti Lagi Dzikir Hippocampus AHQ

AHQNews – Aula di Hotel Bifa Yogyakarta tak mampu menampung antusiasme jemaah peserta Dzikir Hippocampus yang digelar Majelis AHQ (Asmaul Husna Quotient) pada Minggu (21/09/2025) kemarin. Lebih 100 jemaah mengikuti acara kajian Asmaul Husna yang dipandu langsung Pengasuh Majelis AHQ yang juga Founder. Konseptor, dan Inovator AHQ Center Indonesia, Gus Salam YS.

Sebagian jemaah AHQ harus menempati karpet di luar aula, namun mereka tetap khusyuk mengikuti dzikir dan tausiyah Gus Salam YS selama acara berlangsung. Para jemaah merasakan suasana berbeda setelah mengikuti proses dzikir Asmaul Husna yang diajarkan Gus Salam YS.

Evie, seorang jemaah dari Imogiri Bantul mengaku, dirinya merasakan ada ketenangan dan kedamaian saat melakukan dzikir Asmaul Husna. Hal itu terasa beda dari apa yang selama ini ia ikuti dalam kajian-kajian sebelumnya.

“Saya akan datang dan ikut acara AHQ (Dzikir Hippocampus) lagi berikutnya. Ketenangan dan kedamaian terasa betul dalam hati saya. Apa yang disampaikan Gus Salam YS pun mudah saya pahami, karena penyampaiannya sederhana dan berdasarkan pengalaman ruhani beliau,” ucap Evie kepada Redaksi AHQNews, seusai acara Dzikir Hippocampus.

Jemaah AHQ lainnya, Siti Muthmainah Ambariyah asal Berbah Sleman tak mau ketinggalan ikut menyampaikan pengalaman batinnya selama mengikuti Dzikir Hippocampus ini. Kini, aku Ambar, dirinya merasa lebih tenang menjalani perjalanan hidupnya.

“Misalnya, ketika saya mendapatkan (mengklik) Asmaul Husna Al Qoyyum, Yang Maha Berdiri Sendiri, saya jadi paham. Bahwa, saya harus mampu melakukan sendiri dalam menjalani hidup. Selama ini apa-apa kan anak, apa-apa ini itu, bergantung. Sekarang saya harus bisa melakukan sendiri karena Allah. Saya jadi lebih memahami bagaimana fungsi dan cara menjalani Asmaul Husna dalam hidup saya,” ujarnya.

Pengalaman luar biasa diungkapkan Henny, seorang jemaah AHQ asal Yogyakarta. Untuk kedua kalinya mengikuti acara ini, ia merasakan aroma wangi yang lembut ketika memasuki ruangan Dzikir Hippocampus.

“Maaf, Gus, saya ikut Dzikir Hippocampus ini untuk pembuktian kedua saya. Saat pertama kali ikut pada bulan lalu, saya mencium bau harum yang sangat kuat begitu pintu tempat dzikir ini terbuka. Kali ini, saya merasakan hal sama, hanya saja hari ini setelah dzikir harumnya sangat lembut, sama disampaikan ibu Muntiyati,” ungkapnya.

Gus Salam YS menyampaikan, bahwa di antara indikator datangnya cahaya Allah melalui Asmaul Husna adalah munculnya aroma wangi secara tiba-tiba atau tanpa sebab, ketika melakukan dzikir Asma.

“Itu pengalaman yang saya alami selama proses perjalanan ruhani. Jadi, adanya cahaya saat kita berdzikir secara benar dan tulus, aroma wangi itu sebagai salah satu indikator. Alhamdulillah, orang yang mendapatkan pengalaman itu tandanya diperlihatkan Allah bukti ciri-ciri surga, yakni aroma wangi,” papar Gus Salam YS.

Tausiyah yang disampaikan Gus Salam YS pada acara Dzikir Hippocampus AHQ kemarin, adalah pentingnya manusia membersihkan jiwa dari energi-energi negatif (dalam istilah agama disebut dosa) dengan berdzikir Asmaul Husna.

“Hanya dengan cahaya Allah (Nuurullah) dosa-dosa kita bisa dibersihkan. Kalau dalam kita bekerja, yang kit acari adalah uang. Nah, kalau dalam kita beribadah, salat, dzikir, puasa dan sebagainya, pahala yang kit acari. Bentuknya apa pahala itu, ya cahaya itu. Hal ini yang tak banyak dipahami dan disadari umat,” beber Gus Salam YS.

“Hati kita butuh diisi dengan cahaya, agar suci. Kenapa ada orang yang rajin beribadah tapi masih berbuat maksiyat, masih suka korupsi, zina, berbohong, misalnya? Karena, hatinya tak ada cahaya,” lanjutnya.

Program Dzikir Hippocampus dari Majelis AHQ merupakan kegiatan kajian dzikir dan shalawatan yang rutin digelar setiap bulan. Dalam perjalanan kegiatan tersebut, jemaah semakin bertambah karena merasakan langsung hasil dari proses dzikir Asmaul Husna yang dipimpin langsung Gus Salam YS. (AHQ)