Ayat-Ayat Ar Rahman, Sebuah Tafakur Ruhani dari Gus Salam YS MPd

Ajak Umat Menyadari Nikmat di Tengah Lupa dan Duka

DI TENGAH dunia yang bergerak cepat, manusia kerap lupa berhenti untuk sekadar mengucap syukur. Lupa bahwa udara yang dihirup, detak jantung yang berdenyut, bahkan kesedihan yang menetes pun adalah bagian dari kasihNya yang lembut.

Dari kelupaan itulah, Gus Salam YS MPd menulis sebuah buku yang mengajak hati untuk pulang, “Ayat-Ayat Ar-Rahman: Menyadari Nikmat di Tengah Lupa dan Duka.”

Buku ini bukan sekadar tafsiran Surah Ar Rahman, tetapi menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalamnya, Gus Salam menenun makna-makna ayat menjadi renungan yang menentramkan tentang bagaimana manusia sering kali melafalkan keindahan Kalamullah tanpa sungguh mendengarnya.

Bahwa, pertanyaan berulang dalam surah ini, ‘Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?’, bukan hanya teguran, melainkan panggilan lembut agar kita kembali menyadari kasih Allah yang terus mengalir, bahkan di tengah luka.

Dua Sungai Ruhani

Surah Ar Rahman, surah ke-55 dalam Al Qur’an, berisi 78 ayat yang mengalir selaksa sungai rahmat. Namun, sebagaimana diuraikan Gus Salam, manusia sering hanya melafalkannya tanpa sungguh-sungguh mendengarkannya.

Di dalam surah itu, satu ayat diulang sebanyak 31 kali, menjadi ketukan lembut bagi hati manusia, yakni:

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Ayat itu bukan retorika. Ia adalah, cermin kesadaran, yang mengingatkan manusia akan setiap nikmat yang hadir, dari udara yang tak terlihat namun menenangkan paru-paru, hingga kasih sayang yang hadir dalam diam. Dari detak jantung yang terus bekerja tanpa pamrih, hingga sinar matahari yang setia menyapa bumi.

Namun manusia sering lebih mudah mengingat kehilangan disbanding keberlimpahan. Lebih mudah meratap dalam duka daripada bersyukur atas rahmat yang tak terhitung.

Gus Salam kemudian menyingkap keterkaitan mendalam antara Surat Ar Rahman dan Surat Al Insan, surah ke-76, yang memiliki 31 ayat. Kedua surat ini seperti dua sungai yang bertemu di muara makna.

Ar Rahman mengulang nikmat, Al Insan mengingatkan pilihan, syukur atau kufur. Dalam Surat Al Insan ayat 3, Allah berfirman:

اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا

“Sesungguhnya Kami telah menunjukkan kepadanya jalan; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.”

Dari sinilah Gus Salam menegaskan, bahwa syukur sejati bukan sekadar ucapan di bibir, melainkan kesadaran yang hidup di dalam jiwa. Kesadaran untuk melihat rahmat bahkan di balik luka. Bahwa, nikmat bukan hanya saat bahagia, tetapi juga ketika Allah masih memberi kita air mata untuk menangis, dan dada untuk menampung ujianNya.

Menanam Cahaya di Ladang Hati

Ayat-Ayat Ar Rahman bukanlah buku tafsir akademis, melainkan perjalanan tafakur, perjalanan batin Sang Penulis yang menelusuri kasih Allah dalam setiap detik kehidupan. Melalui gaya tutur yang lembut, Gus Salam menulis bukan untuk sekadar dibaca, tetapi untuk ditanamkan dalam jiwa.

“Tulisan ini bukan hanya untuk dibaca,” tulisnya. “Tetapi untuk ditanamkan dalam jiwa. Seperti benih cahaya yang akan tumbuh di ladang hati kita masing-masing, asal kita tak lagi mendustakan dan mulai menyadari.”

Setiap halaman buku ini adalah ajakan untuk kembali menemukan kesadaran, bahwa hidup, dengan segala warna dan peristiwanya. Setiap kalimat adalah untaian kasih dari Ar Rahman. Bahkan air mata pun bisa menjadi bentuk kasih, karena lewat tangis, Allah sedang membersihkan hati agar kembali lembut.

Pulang ke RahmatNya

Pada akhirnya, Ayat-Ayat Ar Rahman adalah pelita kecil bagi siapa saja yang sedang tersesat di hutan lupa namun masih ingin pulang. Pulang kepada kesadaran, kepada rahmat, kepada cinta yang tak pernah meninggalkan.

Melalui buku ini, Gus Salam YS mengingatkan kita, bahwa setiap napas adalah ayat, setiap langkah adalah rahmat, dan setiap ujian adalah jalan pulang menuju kasihNya.

Dan hanya dengan kesadaran itulah manusia bisa benar-benar bersyukur, bukan karena segalanya mudah, tetapi segala sesuatu pun adalah nikmat dari Ar Rahman.

Buku ‘Ayat-Ayat Ar Rahman: Menyadari Nikmat di Tengah Lupa dan Duka’ karya Gus Salam YS ini diterbitkan sebagai ajakan lembut untuk menghidupkan lagi kesadaran syukur dalam setiap denyut kehidupan. (AHQNews)