Gus Salam YS: Hati yang Terhubung dengan Allah Tak Akan Gundah

AHQNewsKonseptor dan Inovator AHQ, Gus Salam YS membuka tausiyahnya pada puncak pelatihan Golden Shift Masterclass (GSM) Level 1 Batch 2 dengan penuh semangat. Suaranya tenang, tapi berdaya energi kuat mengajak para peserta Sahabat Cahaya untuk kembali menengok ke dalam diri.

“Semua ini tentang kesadaran pribadi,” ujarnya lembut. “Kesadaran pikiran, kesadaran jiwa, kesadaran hati, dan kesadaran perilaku dalam kehidupan,” sambung Gus Salam YS, saat Zoom Meeting penutup Program GSM Asmaul Husna Quotient, Selasa (07/10/2025).

Mengenal Allah Sejak Alam Ruh

Gus Salam menjelaskan, bahwa sejatinya manusia sudah mengenal Allah sejak sebelum dilahirkan, yaknisaat masih berada di alam ruh. Dalam Alquran Surat Al-A’raf ayat 172, Allah pernah bertanya kepada seluruh ruh manusia: “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” dan semua ruh menjawab, “Benar, kami bersaksi.”

“Namun, ketika ruh turun ke bumi dan masuk ke jasad di rahim ibu, manusia dilupakan akan perjumpaan itu. Maka seluruh perjalanan hidup ini, sejatinya adalah perjalanan untuk kembali mengenal Allah,” kata Founder AHQ Center Indonesia.

Gus Salam juga menyebut, banyak orang berzikir, salat, dan membaca Alquran, tapi hatinya masih gundah.“Padahal Allah berfirman, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena ada hijab, penghalang antara hati dan Allah. Hijab itu muncul dari dosa, pikiran yang kacau, dan luka batin yang belum terselesaikan,” paparnya.

Namun, tandas Gus Salam YS, selama manusia masih memiliki iman, pintu untuk kembali kepada Allah tak akan pernah tertutup.

Metode Segitiga Asmaul Husna

Berdasar perjalanan dan pengalaman ruhani spiritual pribadi selama hamper 40 tahun, Gus Salam merumuskan sebuah pendekatan yang ia sebut Segitiga Asmaul Husna, yaitu sebuah metode untuk menyambungkan hati kepada Allah melalui tiga nama agung-Nya; Al Fattah (Yang Maha Membuka), Al Wadud (Yang Maha Mencintai), dan Al Muqaddim (Yang Mendahulukan).

“Kalau hati sudah terhubung dengan tiga asma ini, maka hidup akan terasa mudah. Rahmat dibuka, kita dicintai, dan kepentingan kita didahulukan oleh Allah. Ini konsep di level GSM AHQ yang saya metodekan,” terangnya.

Selain itu, Gus Salam mengingatkan lagi, bahwa dzikir bukanlah sekadar ucapan lisan, tetapi kesadaran penuh dalam pikiran dan hati. “Pikirannya harus memahami maknanya, lisannya menyebut, dan hatinya merasakan,” jelasnya.

Gus Salam mencontohkan, saat seseorang berdzikir ‘Ya Rahman, Ya Fattah’, ia tak hanya menyebut nama Allah, tetapi juga menghadirkan perasaan bahwa Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Pembuka sedang bersamanya. Dari sinilah, muncul ketenangan sejati yang bukan dari banyaknya bacaan, tetapi dari hubungan batin yang hidup.

Kelola Nafsu, Hidupkan Sifat Ketuhanan

Pada akhir pertemuan online ini, Gus Salam YS menyampaikan, perjalanan melalui GSM AHQ adalah sebuah proses belajar untuk kembali kepada Allah. Dan, proses ini bukanlah kepentingan dirinya.

“Ini bukan untuk kepentingan saya. Ini untuk kepentingan Bapak-Ibu semua. Karena, yang butuh Allah itu bukan saya, tapi hati kita sendiri,” tandas Gus Salam YS.

“Spiritualitas bukan sekadar teori atau ritual, melainkan jalan pulang, dari hati yang terhijab menuju hati yang kembali menyala oleh cinta dan cahaya Allah,” tutupnya.

Baca juga: https://www.ahqcenternews.com/golden-shift-masterclass-30-hari-transformasi-jiwa-bersama-asmaul-husna

Program pelatihan GSM Asmaul Husna Quotient ini terbagi dalam empat level, masing-masing memiliki fokus yang mendalam untuk mengantarkan manusia pada penyembuhan, pemberdayaan, kepemimpinan tercerahkan, hingga meninggalkan jejak kebaikan yang abadi.

Ada empat Level Transformasi GSM AHQ, yakni:

1. Level 1 – Healing: 60 Asma untuk menyembuhkan luka batin.

2. Level 2 – Empowerment: 39 Asma untuk menumbuhkan daya dan kekuatan diri.

3. Level 3 – Enlightened Leadership: 41 Asma untuk membentuk kepemimpinan berbasis cahaya batin.

4. Level 4 – Legacy: 60 Asma untuk membangun warisan kebaikan yang bermanfaat luas.

“Setiap level bukan hanya proses belajar, melainkan pengalaman langsung yang menghadirkan ketenangan hati, kekuatan jiwa, dan makna hidup yang lebih dalam,” tambah Gus Salam YS. (AHQ)