Gus Salam YS Membedah Hakikat Ikhlas dan Rahasia Penyembuhan Luka Batin Melalui Asmaul Husna di Masjid Al Mukminin Cipondoh Tangerang

AHQNews - Banyak orang sering melafalkan nama Tuhan, namun merasa hatinya tetap tidak tentram. Fenomena ini sering kali dipicu oleh adanya ‘luka batin’ yang belum tersembuhkan, yang pada akhirnya menghambat ketenangan jiwa hingga persoalan rezeki serta karier seseorang.

Dalam Kajian Asmaul Husna bertajuk “Menghidupkan Jiwa dan Menyembuhkan Luka Batin dengan Asmaul Husna” di Masjid Al Mukminin, Metland Puri Cipondoh, Tangerang City, Banten, Sabtu (20/12/2025), Gus Salam YS, SE MM MPd menjelaskan bahwa ketidaktentraman tersebut berakar dari kondisi ruh manusia yang lupa akan fitrahnya setelah terbungkus oleh jasad duniawi. Padahal, saat berada di alam ruh, manusia telah bersaksi bahwa Allah adalah Tuhannya.

Definisi Ikhlas yang Sesungguhnya

Konseptor dan Inovator AHQ (Asmaul Husna Quotient) ini menekankan, bahwa banyak masyarakat yang masih salah kaprah dalam memaknai konsep ikhlas. Merujuk pada Surah Al Baqarah ayat 112, ia menjelaskan bahwa ikhlas bukanlah sekadar konsep di pikiran, melainkan sebuah kondisi spiritual yang mencakup empat komponen utama.

"Ikhlas adalah, orang yang menyerahkan dirinya secara total kepada Allah, selalu berbuat baik (ihsan), tidak memiliki ketakutan dalam hidup, dan tidak bersedih hati," ujar Gus Salam YS.

Jika keempat unsur ini terpenuhi, sebutnya, maka seseorang baru bisa dikatakan mencapai derajat ikhlas yang mendalam.

Empat Sifat Nafsu Manusia

Dalam perjalanan ruhani spiritualnya, manusia disebut memiliki empat kecenderungan nafsu yang memengaruhi perilaku sehari-hari:

1. Sifat Iblis: Dicirikan dengan adanya kebencian, iri, dengki, dan kesombongan.

2. Sifat Binatang: Ditandai dengan ketidaktahuan akan aturan dan enggan menjalankan ibadah.

3. Sifat Malaikat: Fokus pada ketaatan mutlak kepada perintah Allah,.

4. Sifat Ketuhanan: Manifestasi dari sifat-sifat Allah (Asmaul Husna) seperti kasih sayang (welas asih) dan memudahkan urusan orang lain.

Gus Salam mengingatkan, bahwa jika seseorang cenderung mempersulit urusan orang lain, maka ia tidak sedang terhubung dengan cahaya Tuhan. Sebaliknya, mereka yang memudahkan urusan sesama sedang memancarkan nur atau cahaya dari sifat Al-Fattah.

Penyembuhan melalui Cahaya (Nur) Asmaul Husna

Sama halnya dengan tubuh yang membutuhkan nutrisi, rohani manusia juga membutuhkan cahaya (Nur) agar tetap sehat. Pengetahuan agama saja tidak cukup jika cahaya tersebut tidak masuk ke dalam hati.

Untuk menyembuhkan luka batin dan membuka ‘hijab’ atau penghalang antara manusia dengan Tuhannya, Gus Salam menyampaikan konsep zikir Asmaul Husna secara spesifik, yakni:

Al Fattah (Maha Pembuka): Digunakan untuk membuka pintu rahmat, solusi kesulitan, hingga penyembuhan luka batin.

Al Wadud (Maha Mencintai): Penting untuk menumbuhkan cinta sejati dan keterbukaan dalam hubungan rumah tangga,.

Al Muqaddim (Maha Mendahulukan): Digunakan sebagai pendekatan agar doa-doa segera dikabulkan oleh Allah.

Menuju Husnul Khatimah

Tujuan akhir dari pembersihan luka batin dan zikir yang intens ini adalah tercapainya jiwa yang tenang (mutmainnah) dan hati yang rida,. Kondisi inilah yang menjadi modal utama bagi seseorang untuk menghadapi kematian secarahusnul khatimah.

Gus Salam YS mengibaratkan proses masuknya cahaya Tuhan ke dalam jiwa seperti meminum obat dari resep dokter. "Bagaimana obat itu menyembuhkan, kita mungkin tidak tahu secara teknis. Namun, begitu diminum (dipraktikkan melalui zikir), perlahan penyakit hati akan sembuh dan jiwa menjadi damai," pungkasnya. (AHQ)