Gus Salam YS: Sudahkah Kita Berterima Kasih Kepada Allah Kita Dijadikan Manusia?


AHQNews, SLEMAN - Suasana hangat terasa di Masjid Al Firdauz, Merapi Regency, Ngaglik, Sleman, Sabtu (18/10/2025) pagi. Lebih dari 50 jemaah Muslimah Majelis Taklim Fadillah berkumpul mengikuti kajian bertema ‘Mengupas Ayat-Ayat Ar Rahman’ bersama Gus Salam YS, M.Pd, Konseptor dan Inovator Metode Asmaul Husna Quotient (AHQ), sekaligus Founder AHQ Center Indonesia.
Dalam kajian tersebut, Gus Salam mengajak jemaah menelusuri makna mendalam dari surat Ar Rahman, surat ke-55 Alquran yang memiliki 78 ayat.
“Allah yang Maha Pengasih sudah menyediakan isi alam semesta. Dia pula yang mengajari manusia membaca Alquran,” tutur Gus Salam membuka penjelasannya.
Ia menegaskan, bahwa Allah yang bernama Ar Rahman tak hanya menciptakan manusia, tetapi juga membimbing manusia memahami kalamNya. “Yang mengajarkan Alquran kepada kita bukan Al Malik, bukan Al Quddus, tapi Ar Rahman,” lanjut Gus Salam.
Melalui ayat-ayat surat Ar Rahman ini Gus Salam mengingatkan pentingnya rasa syukur yang diucapkan dengan kesadaran dan lisan.
“Allah menciptakan kita manusia, bukan jadi binatang, bukan jadi jin, bukan jadi setan. Sudahkah kita berterima kasih kepada Allah, khususnya yang Bernama Ar Rahman, karena kita telah diciptakan sebagai manusia?” pesannya lembut namun menggugah.
Rasa syukur, lanjutnya, bukan hanya dalam hati, tapi perlu diungkapkan melalui ucapan. Semisal seseorang yang berterima kasih kepada ibunya, manusia pun perlu mengucap syukur kepada Allah agar tidak termasuk golongan yang mendustakan nikmatNya.
Gus Salam juga mengingatkan, bahwa kemampuan berbicara adalah anugerah besar dari Allah, sebagaimana termaktub dalam ayat keempat, ‘Mengajarkan pandai berbicara’.
“Sudahkah kita berterima kasih kepada Allah karena bisa berbicara?” tanyanya, mengajak jemaah merenung.
Selain mengupas garis besar ayat-ayat surat Ar Rahman, Gus Salam menyebutkan dzikir Asmaul Husna sebagai jalan meraih Nuur (cahaya ilahi). Ia menjelaskan, seseorang yang rajin beribadah namun hatinya masih penuh marah, iri, atau sakit hati, berarti belum mendapatkan cahaya itu.
“Dzikir itu untuk menjemput cahaya. Saat cahaya hadir, hati menjadi tenang, pikiran jernih, bahkan tubuh terasa dingin dan harum,” ungkapnya, sembari membimbing Jemaah cara berdzikir Asma yang benar.
Sebagai penutup, Gus Salam memperkenalkan program unggulan AHQ, Golden Shift Masterclass (GSM), pelatihan online 30 hari bersama Asmaul Husna. Program ini menjadi metode tercepat dan termudah dalam menghidupkan jiwa dan menyembuhkan luka batin melalui kekuatan dzikir dan nama-nama Allah. (AHQ)








