Anang: Saya Makin Paham Pentingnya Ilmu Dalam Proses Agama dan Spiritual

AHQNews - Tak kurang 50 anggota Keluarga Besar AHQ-Asmaul Husna Quotient khusyuk melantunkan dzikir dan shalawat di Aula Hotel Bifa Yogyakarta, Minggu (29 Juni 2025) pagi.

Dibimbing langsung Gus Salam YS, untuk kali pertamanya, puluhan anggota Keluarga Besar AHQ ini diajarkan dzikir Asma Ar Rahman dan Al Quddus sebagai proses pembersihan otak kecil atau dalam istilah ilmiah disebut Hippocampus, dari memori-memori negatif yang tersimpan di dalamnya.

“Ini luar biasa, menurut saya, ini yang diajarkan Gus Salam ini belum pernah ada. Kebetulan saya baru saja mengikuti pelatihan di Jakarta tentang mindstoolnes. Pelatihan ini juga mengolah pikiran tapi menitikberatkan pada Kesadaran, kesadaran siapa Aku, juga keakuan yang dipengaruhi oleh keinginan,” komentar Anang Kusdianto, seorang Anggota Keluarga Besar AHQ dari Kalimantan Tengah.

"Tapi, di sini bukan berada pada kesadaran yang semestinya, yang sejati. Nah, saya berada di pengajian ini bersama Gus Salam, semacam gayung bersambut. Apalagi, sama Gus Salam disebut hippocampus, ini saya kaget. Saat ikut kajian di Jakarta, saya dapat semacam teorinya, dan oleh Gus Salam di sini langsung diajari action-nya dengan metode Asmaul Husna,” sambungnya.

Anang mengaku, setelah mengikuti kajian zikir dan shalawatan AHQ ini, dirinya makin memahami pentingnya ilmu dalam menjalani proses agama dan spiritual.

“Belum pernah ada kajian spiritual melalui Asmaul Husna dan dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan ilmiah ini, terutama ini sangat terkait dengan organ-organ otak yang ada dalam alam pikiran manusia. Sangat ilmiah, bahwa kajian spiritual Gus Salam dengan Asmaul Husna sangat rasional dan ilmiah,” tandas Anang lagi.

Sementara Gus Salam YS, Konseptor dan Inovator AHQ sekaligus seorang Guru Spiritual-Islam Majelis AHQmenyebutkan, bahwa dzikir bukan hanya menggetarkan hati, ia juga menyentuh struktur otak yang terdalam.

Salah satu bagian otak yang paling terpengaruh oleh dzikir, adalah hippocampus pustaka cahaya dalam diri, pusat penyimpanan memori jangka panjang, dan penjaga pengalaman bermakna.

Ia menerangkan, bahwa dalam studi Neurosains modern, ditemukan pengulangan kata-kata bermakna secara perlahan semisal dzikir, dapat menstimulasi neurogenesis, yaitu pertumbuhan sel-sel otak baru di hippocampus.

“Saat seseorang berdzikir dengan penuh kesadaran, neuron-neuron di Hippocampus mulai membangun jalur sinaps baru. Inilah sebabnya, orang yang rutin berzikir sering merasakan ketenangan, kejernihan berpikir, dan peningkatan daya ingat terhadap hal-hal bermakna,” ujar Gus Salam YS.

Konsep spiritual AHQ yang dikolaborasikan dengan ilmu science ini baru pertama disampaikan Gus Salam YS dalam forum Majelis AHQ. Dalam pandangan konsep ilmu ini, dzikir tak hanya menenangkan aktivitas Amigdala sebagai pusat ketakutan dan trauma di otak.

Dan ketika amigdala mereda, hippocampus bisa bekerja lebih optimal, menyimpan tak hanya informasi, tapi makna-makna ilahiah yang meresap dari pengalaman spiritual.

Kajian AHQ untuk menemukan nikmatnya Dzikir dan Shalawat ini bakal diadakan secara rutin setiap bulan. Diharapkan peserta yang ikut kajian ini makin bertambah, sehingga makin banyak umat yang tercerahkan dengan Cahaya-Cahaya Ilahi melalui nama-nama agung Tuhan, Asmaul Husna. (ahq)

Yogyakarta, 30 Juni 2025