Ibu Muji Menemukan Ketenangan dan Kedamaian Batin Setelah Ikuti GSM AHQ


AHQNews - Kehilangan orang yang dicintai atau terjebak dalam rasa takut yang mendalam sering kali membuat seseorang merasa kehilangan arah. Namun, sebuah perubahan nyata dialami para peserta program spiritual AHQ, Golden Shift Masterclass (GSM), yang merasakan dampak positif terhadap kesehatan mental-ruhani dan keberanian diri mereka.
Di antara peserta GSM Bacth #5 Level 1, Ibu Mujianah dari Kalijejer, Binangun, Kecamatan Watumalang, Wonosobo, membagikan kisah harunya mengenai perjuangan bangkit dari duka mendalam. Setelah ditinggal wafat suaminya, ia merasa hidupnya hampa dan penuh beban.
"Selama ini saya terbebani dengan keadaan saya setelah ditinggal oleh suami. Rasanya seperti separuh jiwa hilang," ungkap Muji, dalam sesi kesaksian diri Kajian Islam Spesial AHQ (Asmaul Husna Quotient) bertema ‘Dzikir Akbar Asmaul Husna bersama Gus Salam YS, Jumat (26 Desemner 2025), di Studio Sehatway Wonosobo.
Mujia bahkan mengakui, banyak orang dalam posisinya mungkin akan merasa putus asa.
Namun, kondisi tersebut perlahan membaik, setelah ia mengikuti GSM dan kajian spiritual dan rutin mengamalkan zikir ‘Ya Quddus Ya Salam’ setiap pagi.
Ia merasa batinnya mulai tenang, bahkan mengalami pengalaman spiritual yang menguatkan jiwanya saat berselawat pada hari Jumat.
"Hati terasa seperti sedang diobati dari penyakit yang sangat menyakitkan. Akhirnya sembuh perlahan-lahan, meskipun belum 100 persen, ibarat obat harus alon-alon (pelan-pelan)," tambahnya.
Keberanian Menyelesaikan Masalah Keluarga
Kisah ruhani serupa datang dari peserta lain, Ibu Dani yang merasakan dampak signifikan dalam hal kepercayaan diri. Sebelum mengikuti program GSM ini, ia mengaku sebagai sosok yang sangat pendiam dan selalu merasa takut saat harus berbicara di depan keluarga besarnya.
Perubahan drastis terjadi setelah ia rutin mengamalkan zikir ‘Ya Hakam Ya Hakim’ selama kurang lebih satu bulan. Ia merasa mendapatkan kekuatan batin untuk menyelesaikan urusan atau amanat yang ditinggalkan oleh almarhum orang tuanya.
"Saya juga terkejut, saya kok bisa, yang lainnya tidak mau (kakak-kakak), saya ngomong sendiri pokoknya harus gini. Saya bisa menjelaskan (jelentrehkan) dari A sampai Z apa yang menjadi beban almarhum orang tua saya," tuturnya.
Meskipun ia mengakui, jika dalam praktiknya belum maksimal, ia merasa hidupnya kini jauh lebih tenang dan tidak lagi merasa terbebani oleh hal-hal yang mengikat secara emosional.
Pengalaman para peserta ini menunjukkan, bahwa pendekatan spiritual melalui zikir dan kajian rutin dapat menjadi media penyembuhan luka batin (inner healing), serta sarana untuk menumbuhkan keberanian dalam menghadapi persoalan hidup yang kompleks
Sementara dalam kajian akhir tahun yang dihadiri tak kurang 100 jemaah tersebut berlangsung penuh khidmat. Terlebih saat sesi utama, yakni Dzikir Asmaul Husna Akbar, yang dibimbing langsung Sang Konseptor dan Inovator AHQ, Gus Salam YS, SE MM MPd.
Jemaah serasa menemukan pengalaman baru dalam berzikir, di mana selama ini tak pernah menghadirkan rasa. “Saya merasakan ada getaran dalam diri saya, seperti merinding. Belum pernah saya merasakan hal itu,” ungkap seorang jemaah.
“Saat zikir tadi, tiba-tiba saya menangis. Ada ketenangan dan damai rasanya. Alhamdulillah,” ujar jemaah lain. (AHQ)












