Jalan Yang Diberi Nikmat, Ihdinas Sirotol Mustaqim

Ihdinas Sirotol Mustaqim (Tunjukilah kami jalan yang lurus) Ini bukan sekadar permintaan arah, tapi jeritan batin dari jiwa yang lelah, yang terlalu lama tenggelam dalam kelalaaian dan kini rindu pulang. Shirāthalladzina an'amta 'alaihim (Jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat) Bukan nikmat dunia yang cepat pudar. Bukan gelar, bukan gemerlap tapi nikmat cahaya yang menuntun jiwa dari gelap menuju terang. Mereka para kekasih Tuhan, langkah mereka ringan karena sandaran mereka adalah iman. Hati mereka tenang, meski dunia tak menyapa. Malam mereka bukan untuk pesta, tapi untuk doa, untuk tangisan yang menghidupkan jiwa. Ya Hadii, Wahai Sang Pemberi Petunjuk Tuntunlah kami agar tak lagi berpura-pura baik dibalik dosa yang kami sembunyikan. Apakah jalan yang ku tempuh hari ini, membawaku mendekat kepadamu? Atau kami jauh perlahan, meski tetap tersenyum di depan manusia? Ya Nuur, Wahai Cahaya Langit dan Bumi Terangilah hatiku yang telah lama beku, luluhkan aku dengan lembutnya cahayaMu Wahai jiwa, menangislah... Karena, kau masih bisa merasa. Menangislah, karena itulah tanda, kau belum mati rasa. Ya Tawwab, Wahai Maha Penerima Taubat Jika Kau masih membuka pintuMu, izinkan aku kembali Menata hatiku, menyusun niatku, melangkah, menuju cahayaMu. Inilah jalan yang lurus, bukan hanya lurus arah, tapi lurus dalam niat, dalam hati, dalam tujuan Ya Rahman, Ya Rahim Wahai Kau Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang Peluk kami dalam ampunanMu, jangan biarkan kami terlena terlalu lama. Wahai. Saudaraku, kini saatnya kita pulang. Sebelum semua kesempatan ditutup oleh waktu. Aku Gus Salam YS, menyampaikan ini untuk jiwamu yang sedang mencari arah pulang. (ahqnews)

RENUNGAN JIWA

Redaksi AHQNews

6/26/20251 min baca

a man sitting on the floor
a man sitting on the floor

Konten postingan