Kehidupanku Diselamatkan Allah Melalui Ilmu Asmaul Husna Quotient

AHQNews - Pada hari itu, sekira 2 tahun lalu, saya dan istri saya mengalami keterpurukan dalam kehidupan. Bahkan, ambang kehancuran kehidupan keluarga kami sudah ada di depan mata, saya sudah kehilangan arah dan tujuan, terombang-ambing dalam menjalani kehidupan, hidup tak lagi bahagia. Saya pun sampai mencoba mencari kebahagiaan kesenangan di luar, parahnya saya lakukan semua yang bersifat negatif, asal bisa senang bisa melupakan masalah aku jalani. Lama, kubiarkan diri saya larut dalam kegelapan hidup itu. Namun, lama-lama kurasakan, semua yang kunikmati itu nyatanya makin memperkeruh masalah. Hidup makin nggak karu-karuan, hati menjadi kacau sepulang dari begadang di luar. Hampir setiap hari keributan terjadi di dalam kehidupan keluarga saya. Sekian lama, akhirnya saya mulai menyadari diri, jika diri ini hina, saya mencoba mencari solusi untuk memperbaiki diri dan keselamatan keluarga. Hari demi hari, saya mencoba mendekatkan diri kepada Allah, sampai saya di perjalanan mengikuti workshop AHQ-Asmaul Husna Quotient. Saat itu, pada Sabtu 9 Maret 2024, di sebuah hotel di Kota Yogyakarta, saya merasakan suasana hati yang nyaman dan tenang di ruangan dengan banyak orang peserta wokrshop AHQ. Saya fokuskan diri mendengarkan dan mengikuti program AHQ. Dalam workshop ini saya disuguhkan sebuah kotak Asmaul Husna, lalu saya mengikuti arahan mentor untuk mengambil 9 Asthma. Saya ambil sembilan asma, kemudian satu di antara asma yang saya ambil dan terhubung dengan asma Al Jalil (Allah Yang Maha Luhur). Saya dan peserta workshop dijelaskan secara detil dan mudah tentang Asmaul Husna oleh Konseptor AHQ, Gus Salam YS. Di situ saya mulai memahami dan menyadari, bahwa pola saya beragama saya selama ini belum tepat. Yang saya tahu, Tuhan itu berada jauh di luar sana. Saya tak tahu, jika sesungguhnya Allah itu ada di dalam diri manusia. Hanya saja, yang jadi masalah itu kita terhubung atau tidak, dengan Allah melalui AsmaNya itu tadi. Saya disadarkan melalui ilmu AHQ, bahwa di dalam diri manusia ada Nuur (Cahaya) Insan, di mana cahaya ini yang menghubungkan dengan Nuurullah (Cahaya Tuhan) melalui Asthma-AsmaNya. Saya mulai mempelajari asma Al Jalil yang saya ambil dari 9 asma tadi. Tenyata, kehidupanku selama ini memang hina, sangat berlawanan dengan Asma Al Jalil. Ternyata, Allah Yang Maha Luhur inilah yang menuntun manusia menjadi luhur. Tanpa sadar air mata pun menetes, dan rasa ini semakin kuat untuk memperbaiki diri dan kembali ke jalan yang benar. Dari mendzikirkannya, saya pelan-pelan mulai mengaplikasikan Asma Al Jalil di dalam kehidupan saya. Alhamdulillah, sekarang saya mulai merasakan dampak energi (cahaya) Asma Al Jalil. Dan, saya sangat bersyukur telah dipertemukan Gus Salam YS dengan konsep AHQ tersebut. Kehidupan saya berangsur-angsur membaik, ambang kehancuran menjadi kebangkitan dari kegelapan menjadi cahaya terang, saya pun semakin ikhlas menjalani hidup. Yang pasti, dengan mengenal kedalaman AHQ, keyakinan saya kepada Allah SWT makin kuat. Apalagi, sekarang sudah ada aplikasi AHQ yang bisa kita gunakan setiap hari, semakin memudahkan saya agar selalu terbimbing bersama Asma Tuhan apa sepanjang hari ini, misalnya. Saya pun berharap, teman-teman saya ikut merasakan hadirnya Cahaya Tuhan melalui Asmaul Husna ini dengan bergabung di Komunitas atau Keluarga Besar AHQ. (*)

STORY

Widianto, Penebar Cahaya AHQ dari Wonosobo

7/2/20251 min baca

Widianto bersama keluarga kecilnya.