Rahasia Gelombang Keyakinan & Tirakat Langit, Gus Salam YS Selama 23 Tahun Menggali Cahaya Asmaul Husna


AHQNews – Mengawali rangkaian Safari Syiar AHQ selama 2 hari di Kota Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (25/11/2025), Gus Salam YS MPd memaparkan, kisah perjalanan panjangnya dalam memahami gelombang keyakinan dan metode penyelarasan diri melalui Asmaul Husna.
Kisah tersebut menjadi sorotan hangat di jemaah, yang hadir dalam Kajian Asmaul Husna yang digelar AHQ Center Indonesia bersama Majelis Taklim Baiti Lillah Wonosobo, di Masjid Nurul Iman Tosari Wonosobo. Karena, kajian ini membuka tabir perjalanan batin yang jarang diungkapkan secara terbuka.
Konseptor dan Inovator AHQ (Asmaul Husna Quotient), Gus Salam menuturkan, bahwa jalan menjadi penerang bukan pilihan pribadi, tetapi ‘dipaksa’ oleh Allah. Setiap kali kembali ke dunia bisnis, sebagai pengusaha pada masa mudanya, Gus Salam mengaku tubuhnya justru jatuh sakit, hingga berkali-kali ia harus menyerah dan menyatakan kesiapan menerima tugas ruhani.
“Sejak usia 33 sampai 40, kalau saya tidak siap, badan saya sakit. Setelah bilang siap, baru sembuh,” ungkapnya.
Akhirnya, ia meninggalkan bisnis dan kini menegaskan, “Saya bukan kiai, bukan ustaz, bukan ulama. Saya hanya penerang sesuai pengalaman ruhani.”
23 Tahun Dalami Gelombang Keyakinan
Selama lebih dari dua dekade, Gus Salam meneliti gelombang keyakinan (aqidah), bagaimana naik turun spiritual seseorang memiliki frekuensi tertentu. Dari pendalaman tersebut, ia menyusun metode penyembuhan hati dan pembukaan hijab melalui Asmaul Husna.
Metode tersebut, kini dikenal sebagai pendekatan tercepat satu-satunya di dunia dalam merapikan getaran jiwa. Sosok yang dikenal sebagai tokoh tasawuf modern ini pun, telah mentransformasikan metodenya it uke platform digital Aplikasi Asmaul Husna AHQ Center, https://play.google.com/store/apps/details?id=com.aviantorichad.asmaulhusnaahqcenter, sehingga masyarakat bisa mempelajari pola pikirnya langsung secara daring.
Gus Salam juga mengungkap, bahwa sejak usia 29 ia menjalani tirakat langit selama tujuh tahun, yakni zikir mulai pukul 1.00 hingga terbit matahari. Semua ia jalani tanpa dorongan ego, melainkan energi Ilahi yang menggerakkan.
Menurutnya, inti tirakat adalah mensucikan hati. “Setelah hati suci, turunlah nuur, menjadi nur insan,” jelasnya.
Namun hati mudah tertutup oleh derita, marah, kecewa, iri, dan luka batin, yang membuat doa sulit terkabul.
Ruh yang Terputus Koneksi
Hal lain yang dipaparkannya, adalah gambaran hubungan ruh dengan Allah. Ia memakai analogi sederhana, laksana ponsel yang butuh WiFi.
“Jika hati penuh hijab, koneksi akan terputus. Padahal, sesungguhnya ruh manusia sudah mengenal Allah sejak perjanjian azali, dalam QS Al A’raf ayat 172). Allah hanya bilang, sebut namaKu, maka Aku bersamamu,” ujar Gus Salam YS.
Namun banyak orang menyebut nama Allah tanpa getaran hati, padahal syarat orang beriman adalah hatinya bergetar saat namaNya disebut.
Membuka Hijab Melalui Asmaul Husna
Gus Salam menjelaskan tiga hijab utama, yang sering menutup hidup manusia.
1. Hijab Rezeki, dibuka dengan Asma Al Fattāh
Pintu rezeki sering tertutup bukan karena kurang usaha, tetapi jalan yang tersumbat. Asma Al Fattāh berfungsi membuka pintu kemudahan.
2. Hijab Cinta, di mana bisa dibuka melalui Asma Ya Wadūd
Ketegangan rumah tangga, cinta yang dingin, luka yang menumpuk, semua terjadi karena cahaya cinta tertutup. Cahaya Al Wadūd kembali menghangatkan hubungan.
3. Hijab Ketenangan Jiwa, dibuka Cahaya Keyakinan
Rasa cemas, takut, dan gelisah menandakan pintu keyakinan yang tertutup. Padahal, Allah memanggil manusia dengan lembut, “Wahai jiwa yang tenang…”
Pada forum kajian ini, Gus Salam YS menegaskan bahwa inti perjalanan ruhani adalah membuka kembali jalan cahaya agar ruh tersambung. Ketika hati kembali bersih, doa mengalir, rezeki lapang, cinta menjadi lembut, dan jiwa kembali tenang.
“Kalau koneksinya terbuka, hidup jadi ringan. Cahaya turun, derita hilang,” ujarnya. (AHQ)
