Buku Corporate Tauhid Excellence, Karya Besar Gus Salam YS

Revolusi Spiritual di Kantor, Membimbing Leadership Membangun Etos Kerja Berbasis Tauhid

“Jangan cari Tuhan di tempat ibadah saja saja, sebab Dia juga hadir di ruang kerja, di antara laporan, target, dan rapat. Setiap detik kerja adalah panggilan untuk mengenal kasih dan KebesaranNya”

BAGI banyak profesional, rutinitas kerja sering kali terasa memisahkan diri dari nilai-nilai spiritual. Kita berlari mengejar target, namun kerap kali kehilangan koneksi batin.

Sebuah program pengembangan diri, yang dituangkan dalam buku Corporate Tauhid Excellence, menawarkan sebuah jeda refleksi yang mendalam, yakni menata kembali niat kerja sebagai jalan pulang spiritual.

Buku yang ditulis Gus Salam YS ini mengajak para pekerja untuk memandang tugas harian bukan sekadar mencari nafkah, tetapi sebagai sebuah ibadah dan amanah suci dari Yang Maha Kuasa.

Hati yang Sujud dalam Bekerja

Inti dari konsep yang diangkat dalam Bab 1, Kesadaran Tauhid, adalah mengubah cara pandang bekerja. Bukan seberapa cepat kita menyelesaikan pekerjaan, melainkan seberapa tulus niat kita mempersembahkannya kepada Allah.

Konsep Tauhid ini mengajarkan, bahwa rezeki adalah wilayahNya. Dengan keyakinan ini, pekerja, karyawan, atau pegawai, diajak untuk fokus pada usaha yang tulus dan ikhlas, bukan larut dalam ketakutan atau stres berlebihan akibat tekanan target.

"Maka bekerjalah dengan hati yang sujud, agar setiap hasilmu menjadi doa yang hidup,” ujar sang penulis, yang juga Founder AHQ dan Golden Shift Masterclass.

Pekerjaan bukan lagi sekadar pertukaran tenaga dan waktu, tetapi adalah pengabdian jiwa kepada Tuhan dan sebuah amanah dari Allah untuk melayani ciptaanNya.

"Kerja adalah jalan pulang bagi jiwa yang ingin dikenal oleh Tuhannya. Maka, bekerjalah dengan hati yang sujud, agar setiap hasilmu menjadi doa yang hidup," tandas Gus Salam yang menegaskan esensi ajaran ini.

Konsekuensi dari kesadaran Tauhid ini adalah menghapus ketakutan (stres) akan target, karena keyakinan rezeki datang dari Allah membuat pekerja fokus pada usaha tulus dan keikhlasan.

Bimbingan Ilahi di Balik Keputusan

Pelatihan ini menempatkan tempat kerja sebagai madrasah kehidupan, tempat di mana kehadiran Ilahi selalu menyertai.

Ia mendorong praktik refleksi diri:

1. Renungkan Niat

Apakah pekerjaanku benar-benar sebagai ibadah, atau hanya berpusat pada ego?

2. Hadirkan Tuhan

Merasakan bahwa Allah hadir di samping kita, menyaksikan setiap langkah dan keputusan.

Prinsipnya jelas, setiap keputusan strategis harus berakar pada niat Lillahi Ta'ala. Sebab, Tauhid mengajarkan, bahwa hasil adalah takdir, sementara niat adalah wilayah cinta kita kepadaNya.

Bumikan Kasih Sayang Melalui Asmaul Husna

Untuk membantu membumikan kesadaran spiritual ini, buku tersebut memperkenalkan praktik Asmaul Husna sebagai panduan kerja.

Nama-Nama Allah ini dianggap sebagai energi dan bimbingan yang menyempurnakan logika profesional dengan hati yang berisi:

• Ya Rahman

Mendorong kita bekerja dengan Kasih dan Empati, menumbuhkan kolaborasi dan keharmonisan dengan rekan kerja.

• Ya Nuur

Memberikan Pencerahan Batin, menjaga hati dari dikuasai ego dan amarah, sehingga pikiran tetap jernih dan inspiratif.

• Ya Hadi

Menjadi penuntun untuk mencapai Fokus dan Kejelasan Niat dalam setiap langkah.

Melalui dzikir nafas dan latihan batin, program ini berharap setiap karyawan dapat merasakan, bahwa ‘Aku bekerja bukan untuk dunia, tapi untuk ridhaMu, ya Allah,’ sehingga pekerjaan tidak lagi sekadar rutinitas kering, tetapi perjalanan menuju keridhaanNya.

Program ini menawarkan harapan baru bagi dunia korporasi untuk menghasilkan kinerja yang tidak hanya tinggi, tetapi juga berkah dan didasari integritas spiritual. (AHQ)